Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari Kupang, akhirnya kami sampai di Sei Sapi Baun Om Bai di Teunbaun, Kupang (lihat lokasinya di Google Map). Konon di sinilah asal mula sei babi original khas Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pagi itu kami bertemu langsung dengan Om Bai, pemilik Sei Babi Baun. Ia tampak mengawasi dan memperhatikan dengan cermat setiap proses pemotongan daging hingga pengasapan sei babi di tempatnya.

Menurut Om Bai, proses pembuatan sei di Baun benar-benar murni tanpa bahan kimia. Om Bai hanya menggunakan minyak babi dan air garam. Untuk mengoleskannya pun hanya menggunakan potongan pelepah daun pisang.
Om Bai menuturkan, istilah “sei” sebenarnya adalah sebutan untuk daging kering yang diasap, sebuah teknik pengolahan daging secara tradisional dan turun temurun oleh nenek moyang orang Timor.
Namun untuk sei babi dengan proses pengolahan di Baun ini, Om Bai sendirilah yang menemukannya. Sei babi di Baun ala Om Bai memang terkenal sangat sederhana dan orisinal, pengasapan pun hanya menggunakan kayu lamtoro hutan dan dagingnya ditutup dengan daun kesambi.


Ada perbedaan mencolok antara Sei Babi Baun Om Bai dengan sei-sei lainnya di Kupang atau tempat lain di NTT, bahkan Indonesia. Sei Babi Baun Om Bai hanya menyediakan sei babi, rusuk babi, sayur rumpu rampe dan sambal. Sedangkan rumah makan sei lainnya juga menyediakan menu pendamping seperti sup brenebon babi, babi tore, dan sate babi.
Sei Om Bai (ralat bukan Om Baun hehe) cuman pake bumbu minyak bebi dan garam, diasap pake kayu pohon lamtoro hutan dan ditutup daun kesambi.
Lihat proses pembuatannya yg bener-bener fresh dan original. pic.twitter.com/msDlICUAC6
— Alex Journey (@alexjourneyID) December 8, 2020
Sei Babi Baun Om Bai juga sudah melanglang buana hingga ke sejumlah daerah di NTT hingga Jakarta, Surabaya, dan Malang. Om Bai juga ekspor sei hingga ke Singapura, Hongkong, Australia dan Timor Leste. “Saya punya pelanggan di sana. Mereka order, saya kirim,” kata Om Bai.


Om Bai mengambil bahan daging babi di Rumah Potong Hewan (RPH) dan sesekali juga dagingnya berasal dari babi peliharaannya. Itu hanya untuk cadangan bahan daging saja. Sebab, ia tidak ingin “menutup” rezeki para peternak babi di Kupang dan sekitarnya. “Kasihan kan kalau saya juga pelihara ternak babi, bagaimana dengan peternak yang lain. Jadi, sampai saat ini saya hanya fokus pada pembuatan se’i babi saja,”
“Cara pengolahan yang saya pakai dari dulu sampai sekarang ya tetap sama seperti ini. Saya tidak khawatir meski sekarang banyak orang yang membuat se’i babi, namun cita rasanya tidak sama dengan se’i babi yang kami produksi di Baun,” lanjutnya.
Saat ini sudah ada banyak pilihan rumah makan dan restoran sei di Kupang, dengan ciri khas dan citra rasa tersendiri. Tapi bila ingin merasakan sei babi yang asli khas Baun, datanglah ke Baun untuk mencoba gurih dan lezatnya pengolahan sei original ala Om Bai.
Travel vlog Sei Babi Baun Om Bai